I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Stroberi merupakan
tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah
satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai
negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih
menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang
pertama kali masuk ke Indonesia.
1.2. Sentra Penanaman
Dapat dikatakan bahwa
budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena memerlukan
temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi.
Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani
sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat
ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi.
1.3. Jenis Tanaman
Klasifikasi botani
tanaman stroberi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi :
Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria spp.
Stroberi yang kita
temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F.
virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var
Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan
stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne.
Varitas stroberi
introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva,
Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur
ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung)
yang sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas
yang cocok untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam.
1.4. Manfaat Tanaman
Buah stroberi
dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan
yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun
stup (compote) stroberi.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a) Tanaman stroberi
dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun.
b) Lamanya penyinaran
cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8-10 jam setiap
harinya.
c) Stroberi adalah
tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis
yang memiliki temperatur 17-20 derajat C.
d) Kelembaban udara
yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%.
2.2. Media Tanam
a. Jika ditanam di
kebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur,
mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik.
b. Derajat keasaman
tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5.4-7.0,
sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6.5-7,0.
c. Jika ditanam dikebun
maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan
tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah
merembeskan airdan unsur hara selalu tersedia.
2.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang
memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS
BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
Stroberi diperbanyak
dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan stolon atau akar sulur). Adapun
kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350.
a. Perbanyakan dengan
biji
1. Benih dibeli dari
toko pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit lalu keringanginkan.
2. Kotak persemaian
berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa campuran tanah, pasir
dan pupuk kandang (kompos) halus yang bersih (1:1:1). Benih disemaikan merata
di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik
atau kaca bening dan disimpan pada temperatur 18-20 derajat C.
3. Persemaian disiram
setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih
dengan jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan media
persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama di dalam bedengan,
bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun,
bibit dipindahkan ke kebun.
b. Bibit vegetatif
untuk budidaya stroberi di kebun
Tanaman induk yang
dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif.
Penyiapan bibit anakan
dan stolon adalah sebagai berikut:
1. Bibit anakan
Rumpun dibongkar dengan
cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yang sedikitnya
mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18 x 15 cm berisi
campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halis (1:1:1), simpan di bedeng
persemaian beratap plastik.
2. Bibit stolon
Rumpun yang dipilih
telah memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar sulur ini dipotong.
Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan
pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan
ke kebun.
c. Bibit untuk budidaya
stroberi di polibag
Pembibitan dari benih
atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang sama, tetapi media tanam berupa
campuran gabah padi dan pupuk kandang (2:1). Setelah bibit di persemaian
berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil (18 x15) siap
pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar ukuran 30 x 20 cm berisi media yang
sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai menghasilkan.
3.2. Pengolahan Media
Tanam
3.2.1. Budidaya di
Kebun Tanpa Mulsa Plastik
a. Di awal musim hujan,
lahan diolah dengan baik sedalam 30-40 cm.
b. Keringanginkan
selama 15-30 hari.
c. Buat bedengan: lebar
80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar
bedengan 40 x 60 cm atau guludan: lebar 40 x 60 cm, tinggi 30-40 cm, panjang
disesuaikan dengan lahan, jarak antar guludan 40 x 60 cm.
d. Taburkan 20-30
ton/ha pupuk kandang/kompos secara merata di permukaan bedengan/ guludan.
e. Biarkan
bedengan/guludan selama 15 hari.
f. Buat lubang tanam dengan
jarak 40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm.
3.2.2. Budidaya di
Kebun Dengan Mulsa Plastik.
a. Di awal musim hujan,
lahan diolah dengan baik dan keringanginkan 15-30 hari.
b. Buatlah bedengan:
lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak
antar bedengan 60 cm atau guludan: lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi
30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm.
c. Keringanginkan 15
hari.
d. Taburkan dan
campurkan dengan tanah bedengan/guludan 200 kg urea, 250 kg SP-36 dan 100 kg/ha
KCl.
e. Siram hingga lembab.
f. Pasang mulsa plastik
hitam atau hitam perak menutupi bedengan/guludan dan kuatkan ujung-ujungnya
dengan bantuan bambu berbentuk U.
g. Buat lubang di atas
plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis. Jarak antar lubang dalam
barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau
50 x 40 cm.
h. Buat lubang tanam di
atas lubang mulsa tadi.
3.2.3. Pengapuran
Bila tanah masam, 2-4
ton/ha kapur kalsit/dolomit ditebarkan di atas bedengan/guludan lalu dicampur
merata. Pengapuran dilakukan segera setelah bedengan/guludan selesai dibuat.
3.3. Teknik Penanaman
a. Siram polybag berisi
bibit dan keluarkan bibit bersama media tanamnya dengan hati-hati.
b. Tanam satu bibit di
lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar pangkal batang.
c. Untuk tanaman tanpa
mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 dari dosis pupuk anjuran (dosis anjuran
200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kg/ha KCl). Pupuk diberikan di dalam
lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.
d. Sirami tanah di
sekitar pangkal batang sampai lembab.
3.4. Pemeliharaan
Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan
sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman yang disulam adalah yang
mati atau tumbuh abnormal.
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan
pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dengan mulsa plastik. Mulsa yang berada
di antara barisan/bedengan dicabut dan dibenamkan ke dalam tanah. Waktu
penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama
pemupukan susulan.
3.4.3.
Perempelan/Pemangkasan
Tanaman yang terlalu
rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur
terutama membuang daun-daun tua/rusak. Tanaman stroberi diremajakan setiap 2
tahun.
3.4.5. Pemupukan
a. Pertanaman tanpa
mulsa: Pupuk susulan diberikan 1,5-2 bulan setelah tanam sebanyak 2/3 dosis
anjuran. Pemberian dengan cara ditabur dalam larikan dangkal di antara barisan,
kemudian ditutup tanah.
b. Pertanaman dengan
mulsa: Pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan kurang baik. Campuran urea,
SP-36 dan KCl (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap
tanaman disiram dengan 350-500 cc larutan pupuk.
3.4.6. Pengairan dan
Penyiraman
Sampai tanaman berumur
2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi
berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak mengering. Pengairan bisa dengan
disiram atau menjanuhi parit antar bedengan dengan air.
3.4.7. Pemasangan Mulsa
Kering
Mulsa kering dipasang
seawal mungkin setelah tanam pada bedengan/ guludan yang tidak memakai mulsa
plastik. Jerami atau rumput kering setebal 3-5 cm dihamparkan di permukaan
bedengan/guludan dan antara barisan tanaman.
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Kutu daun
(Chaetosiphon fragaefolii)
Kutu berwarna
kuning-kuning kemerahan, kecil (1-2 mm), hidup bergerombol di permukaan bawah
daun. Gejala: pucuk/daun keriput, keriting, pembentukan bunga/buah terhambat.
Pengendalian: dengan insektisida Fastac 15 EC dan Confidor 200 LC.
b. Tungau (Tetranychus
sp. dan Tarsonemus sp.)
Tungau berukuran sangat
kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi tiga dan telur
kemerah-merahan. Gejala: daun berbercak kuning sampai coklat, keriting,
mengering dan gugur. Pengendalian: dengan insektisida Omite 570 EC, Mitac 200
EC atau Agrimec 18 EC.
c. Kumbang penggerek
bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus)
dan kumbang penggerek batang (O. sulcatus).
Gejala: di bagian
tanaman yang digerek terdapat tepung. Pengendalian: dengan insektisida Decis
2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase
berbunga.
d. Kutu putih
(Pseudococcus sp.)
Gejala: bagian tanaman
yang tertutupi kutu putih akan menjadi abnormal. Pengendalian: kimia dengan insektisida
Perfekthion 400 EC atau Decis 2,5 EC.
e. Nematoda
(Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi)
Hidup di pangkal batang
bahkan sampai pucuk tanaman. Gejala: tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus
dan kurang berbulu. Pengendalian: dengan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G
atau Nemacur 10 G.
3.5.2. Penyakit
a. Kapang kelabu
(Botrytis cinerea)
Gejala: bagian buah
membusuk dan berwarna coklat lalu mengering. Pengendalian: dengan fungisida
Benlate atau Grosid 50 SD.
b. Busuk buah matang (Colletotrichum
fragariae Brooks)
Gejala: bah masak
menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah dipenuhi massa spora
berwarna merah jambu. Pengendalian: dengan fungisida berbahan aktif tembaga
seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.
c. Busuk rizopus
(Rhizopus stolonifer).
Gejala: (1) buah busuk,
berair, berwarna coklat muda dan bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh;
(2) di tempat penyimpanan, buah yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur
berwarna putih dan spora hitam. Pengendalian: membuang buah yang sakit, pasca
panen yang baik dan budidaya dengan mulsa plastik.
d. Empulur merah
(Phytophthora fragariae Hickman)
Gejala: jamur menyerang
akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tidak segar, kadang-kadang layu
terutama siang hari.
e. Embun tepung
(Sphaetotheca mascularis atau Uncinula necator).
Gejala: bagian yang
terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, bunga
akan mengering dan gugur. Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Rubigan
120 EC.
f. Daun gosong
(Diplocarpon earliana atau Marssonina fragariae)
Gejala: Daun berbercak
bulat telur sampai bersudut tidak teratur, berwarna ungu tua. Pengendalian
kimia dengan fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.
g. Bercak daun
Penyebab: (1) Ramularia
tulasnii atau Mycosphaerella fragariae, Gejala: bercak kecil ungu tua pada
daun. Pusat bercak berwarna coklat yang akan berubah menjadi putih; (2)
Pestalotiopsis disseminata, Gejala: bercak bulat pada daun. Pusat bercak
berwarna coklat fua dikelilingi bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau
kekuningan, daun mudah gugur; (3) Rhizoctonia solani, Gejala: bercak
coklat-hitam besar pada daun. Pengendalian kimia dengan fungisida bahan aktif
tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB 21.
h. Busuk daun
(Phomopsis obscurans).
Gejala: noda bula
berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu, kemudian noda membentuk luka
mirip huruf V. Pengendalian: dengan Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil
75 WP.
i. Layu vertisillium
(Verticillium dahliae)
Gejala: daun terinfeksi
berwarna kekuning-kuningan hingga coklat, layu dan tanaman mati. Pengendalian:
melalui fumigasi gas dengan Basamid-G.
j. Virus
Ditularkan melalui
serangga aphids atau tungau. Gejala: terjadi perubahan warna daun dari hijau
menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol (motle), daun
jadi keriput, kaku, tanaman kerdil. Pengendalian: menggunakan bibit bebas
virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisida untuk
mengendalikan serangga pembawa virus.
Pencegahan hama dan
penyakit umumnya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun/tanaman,
menanam secara serempak (untuk memutus siklus hidup), menanam bibit yang sehat,
memberikan pupuk sesuai anjuran sehingga tanaman tumbuh sehat, melakukan pergiliran
tanaman dengan tanaman bukan keluarga Rosaceae dan memangkas bagian
tanaman/mencabut tanaman yang sakit. Membudidayakan stroberi dengan mulsa
plastik juga akan menekan pertumbuhan hama/penyakit. Khusus untuk penyakit,
perbaikan drainase biasanya dapat menurunkan serangan.
3.6. Panen
Tanaman asal stolon dan
anakan mulai berbung ketika berumur 2 bulan setelah tanam. Bunga pertama
sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan, bunga dibiarkan tumbuh
menjadi buah. Periode pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung selama 2 tahun
tanpa henti.
3.6.1. Ciri dan Umur
Panen
a) Buah sudah agak
kenyal dan agak empuk.
b) Kulit buah
didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.
c) Buah berumur 2
minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah.
3.6.2. Cara Panen
Panen dilakukan dengan
menggunting bagian tangkai bunga dengan kelopaknya. Panen dilakukan dua kali
seminggu.
3.6.3. Perkiraan
Produksi
Produktivitas tanaman
stroberi tergantung dari varietas dan teknik budidaya:
a) Varitas Osogrande:
1,2 kg/tanaman/tahun.
b) Varitas Pajero: 0,8
kg/tanaman/tahun.
c) Varitas Selva:
0,6-0,7 kg/tanaman/tahun.
Teknik budidaya
stroberi dengan naungan UV memberikan hasil 1-1,25 kg/tanaman/tahun.
3.7. Pasca Panen
3.7.1. Pengumpulan
Buah disimpan dalam
suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar, simpan di tempat teduh atau
dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai
beralas terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di atas
rak-rak penyimpanan.
3.7.2. Penyortiran dan
Penggolongan
Pisahkan buah yang
rusak dari buah yang baik. Penyortiran buah berdasarkan pada varietas, warna,
ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu:
a) Kelas Ekstra: (1)
buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies; (2) warna dan kematangan buah
seragam.
b) Kelas I: (1) buah
berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies; (2) bentuk dan warna buah
bervariasi.
c) Kelas II: (1) tidak
ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih
dalam keadaan baik.
3.7.3. Pengemasan dan
Penyimpanan
Buah dikemas di dalam
wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan
plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin
0-1 derajat C.
0 komentar: