UNIVKITA

Friday, August 10, 2018

Teknis Budidaya Tanaman Kentang


SYARAT TUMBUH
Kentang dapat tumbuh pada daerah tropis dengan syarat yang paling ideal pada suhu 15º-18º C pada malam hari, dan 24º-30º C pada siang hari, namun masih bisa 15º-24º C pada malam hari dan 24º-35º C pada siang hari.
Daerah tersebut di atas biasanya terdapat pada daerah-daerah pegunungan di Indonesia pada ketinggian 1000-3000 m dpl, tetapi tempat ideal tumbuhnya pada 1000-1300 m dpl, bila ditanam di bawah 1000 m dpl maka potensinya menurun karena ukuran umbi akan lebih kecil.

Pada lahan Open Field atau lahan terbuka curah hujan yang ideal adalah 1500 mm/tahun.
Kondisi tanah yang sesuai dengan morfologi kentang adalah tanah gembur dan sedikit berpasir serta ber-pH 6.5-7 tetapi mampu beradaptasi dan bertahan pada tanah ber-pH 5.5 meskipun tidak maksimal pertumbuhannya.


PERSIAPAN
Pemilihan Bibit yang siap tanam dengan kualitas:

Bibit kelas I dengan bobot 30-45 gr (diameter 3.5-4.5 cm) dari sumber bibit G2-G4.
Bibit kelas II dengan bobot 45-60 gr (diameter 4.5-5.5 cm) dari sumber bibit G2-G4.
Pilihlah bibit yang sudah tua dengan ciri-ciri kulitnya kuat tidak mudah lecet atau terkelupas.
Panjang tunas pada bibit kentang ± 2-3 cm dan berjumlah 3-5 tunas.

-14 Hst Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah dianjurkan jangan terlalu basah cenderung kering. Sebaiknya tanah dibajak dan digaru bila menggunakan mekanisasi atau dicangkul dibalik dan diistirahatkan selama 1 minggu agar tanah mempunyai aerasi yang baik, dengan maksud agar bakteri dan jamur yang merugikan ditekan pertumbuhannya karena terkena sinar matahari langsung yang tadinya tidak bisa menembus lapisan yang ada di bawah permukaan tanah.
Buat bedengan menggunakan alat cultivator atau membuat bumbunan dengan cangkul, barisan bedengan yang akan ditanami setinggi 30-40 cm dan lebar 120 cm (min 100 cm).

Berikan pupuk dasar saat pembuatan bedengan dan aduk rata pada seluruh ketinggian barisan bedengan.

Pupuk kandang fermentasi (Super Kompos "ZOOMASS")             min 15 ton/Ha/Tahun
Guano Soil          500 kg/Ha
Kapur pertanian atau Dolomit    7.5 ton/Ha/Tahun
Java Zet-K           200 kg/Ha
Urea      200 kg/ha + ZA 150 kg/ha
bila musim hujan Urea: 100 kg/ha + ZA: 300 kg.

Tujuan dari pupuk organik, sumber mineral mikro dan kapur pertanian diberikan sebelum olah lahan adalah agar bisa tercampur merata pada saat tanah diolah dan berfungsi menaikkan pH, KTK, memperbaiki daya dukung tanah, porositas dan daya cekam terhadap air.

Barisan bedengan disiram atau dilembabkan dengan air bersih + Radix 2 ml/ltr + Nematisida dan tutup dengan mulsa hitam perak.
0 Hst Penanaman Benih
Jarak antar bedengan 120-60-120-60 cm dst.
Jarak antar barisan tanaman dalam bedengan 75 cm.
Jarak dalam barisan 40 cm (1 bibit/lubang).
Arah barisan bedengan Utara-Selatan.
Populasi 20.000 tanaman <<<lihat gambar>>>.
BIO FOSFAT+++ 25-30 gr/tanaman, BIO FOSFAT+++ dimasukkan pada dasar pada lubang tanam sebagai pupuk dasar dan nilai tambahnya dapat menahan serangan bakteri dan cendawan yang merugikan tanaman.
Kedalaman lubang tanam bervariasi antara 7.5-10 cm, dengan posisi bibit yang tumbuh pada bibit kentang paling banyak menghadap ke atas.

10 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Cem-ceman dosis 200 ml/tanaman ditambahkan;

Java Green         1 gr/ltr
NPK Folium         1 gr/ltr
Radix     2 ml/ltr
Big Phospor        1 ml/ltr

15 Hst Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Java Green         1 gr/ltr
NPK Folium         1 gr/ltr
X-ZO      1 ml/ltr
Java Higros Calcium         1 gr/ltr
Radix     1 ml/ltr
Big Phospor        1 ml/ltr
Plasto+ (perekat)             0.25 ml/ltr

20 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Cem-ceman dosis 200 ml/tanaman ditambahkan;

Java Green         1 gr/ltr
NPK Folium         1 gr/ltr
Radix     2 ml/ltr
Big Phospor        1 ml/ltr

25 Hst Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Java Green         2 gr/ltr
NPK Folium         2 gr/ltr
X-ZO      2 ml/ltr
Java Higros Calcium         2 gr/ltr
Big Phospor        2 ml/ltr
Plasto+ (perekat)             0.25 ml/ltr

28 Hst Perawatan
Bila timbul gejala serangan HPT (Hama Penyakit Tanaman) gunakan Pestisida yang tepat dan aman.


30 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Cem-ceman dosis 200 ml/tanaman ditambahkan;

Java Green         1 gr/ltr
NPK Folium         2 gr/ltr
Radix     2 ml/ltr
Big Phospor        1 ml/ltr

35 Hst Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Java Green         2 gr/ltr
NPK Folium         2 gr/ltr
X-ZO      2 ml/ltr
Java Higros Calcium         2 gr/ltr
Big Phospor        2 ml/ltr
Plasto+ (perekat)             0.25 ml/ltr



40 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Cem-ceman dosis 200 ml/tanaman ditambahkan;

Java Green         1 gr/ltr
NPK Folium         2 gr/ltr
Big Phospor        1 ml/ltr

42 Hst Perawatan
Lakukan penyiangan gulma secara rutin dan lebih baik hindari penggunaan Herbisida.

Bila timbul gejala serangan HPT (Hama Penyakit Tanaman) gunakan Pestisida yang tepat dan aman.


45 Hst Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Java Green         2 gr/ltr
NPK Folium         2 gr/ltr
X-ZO      2 ml/ltr
Java Higros Calcium         2 gr/ltr
Zolagen                1 ml/ltr
Big Phospor        3 ml/ltr
Plasto+ (perekat)             0.25 ml/ltr

55 Hst Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Java Green         2 gr/ltr
NPK Folium         2 gr/ltr
X-ZO      2 ml/ltr
Java Higros Calcium         2 gr/ltr
Zolagen                1 ml/ltr
Big Phospor        3 ml/ltr
Plasto+ (perekat)             0.25 ml/ltr

60 Hst Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Java Higros Calcium         2 gr/ltr
Big Phospor        3 ml/ltr
Plasto+ (perekat)             0.25 ml/ltr

65 Hst Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Java Green         2 gr/ltr
NPK Folium         2 gr/ltr
X-ZO      2 ml/ltr
Java Higros Calcium         2 gr/ltr
Zolagen                1 ml/ltr
Big Phospor        3 ml/ltr
Plasto+ (perekat)             0.25 ml/ltr

 70 Hst Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Java Green         2 gr/ltr
NPK Folium         2 gr/ltr
X-ZO      2 ml/ltr
Java Higros Calcium         2 gr/ltr
Big Phospor        3 ml/ltr
Plasto+ (perekat)             0.25 ml/ltr


CARA PEMANENAN
Alternative I:
Ciri tanaman Kentang siap dipanen dengan tanda, daun menguning dan kering secara merata tetapi umbi belum cukup tua bila umbinya dipaksakan dipanen maka kulit-kulitnya mudah lecet atau terkelupas.
Setelah daun kering secara merata semua selama 10-15 hari dan ditandai kulit umbi tidak mudah mengelupas.


Alternative II:
Daun tanaman Kentang menguning dan mengering 80%, kemudian dipangkas di pangkal batang bawah tetapi umbi tetap dibiarkan di dalam tanah dan sampai proses fisiologi tanaman berhenti alami dan kulit kentang mengering dengan sempurna.

Untuk cara alternative II ini dilakukan selambat-lambatnya 7-10 hari sebelum usia panen.

Untuk umbi kentang komsumsi pada saat akan dipanen pada masa pengeringan daun atau setelah pemangkasan daun, umbinya tetap di dalam tanah dan hindarkan dari panas matahari langsung, karena sinar matahari dapat menyebabkan terbentuknya racun solanin pada permukaan kentang (kulit kentang akan berwarna kehijau-hijauan) dan umbi akan pahit rasanya dan akan mengganggu pencernaan bila dikonsumsi.
Usia panen dilakukan sesuai dengan umur masing-masing varietas.
Varietas Granola 84-90 hst.
Varietas Atlantik 80-85 hst.
Varietas Panda 90-100 hst.
Atau dengan tanda-tanda kulit umbinya tidak mudah mengelupas.

Catatan:
1. Pengairan
Apabila tidak memakai mulsa plastik hitam perak maka lakukan pembubunan untuk pemeliharaan gulma di sekitar batang bawah tanaman, hindari pemakaian herbisida bila perlu, tetapi bila terpaksa pakailah dengan dosis yang terbatas.

Apabila menanam pada musim kemarau maka pengairan atau pengelepan sebaiknya dilakukan 5 hari sekali, atau mengukur kelembaban tanah media tanam kurang lebih antara rata-rata 50-60% pada posisi stabil tidak boleh di bawah 40% dan tidak boleh kelembaban tinggi di atas 70% dalam waktu lama.
Pemakaian Soil Tester: Moisture Meter dan Tensiometer akan lebih tepat untuk menentukan sistem waktu irigasi yang lebih akurat.

Pengairan hentikan 20 hari sebelum waktu atau usia panen dilakukan.
Bila tetap dilakukan penyiraman berlebihan dan berdekatan pada waktu atau usia panen maka umbi menjadi berkualitas tidak baik dikarenakan mengandung kadar air yang terlalu tinggi, sehingga setelah beberapa hari panen maka umbi akan keriput.


2. Skema Jarak Tanam
Populasi min 20.000/Ha

About Shabbir Ahmad :

Lorem ipsum dolor sit amet, pericula qualisque consequat ut qui, nam tollit equidem commune eu. Vel idque gloriatur ea, cibo eripuit ex.
View All Posts By Shabbir !

0 komentar:

All Rights Reserved. 2014 Copyright PICKER

Powered By Blogger | Published By Gooyaabi Templates Designed By : BloggerMotion

Top