SYARAT TUMBUH
Optimal pada ketinggian antara 0-600 m dpl (tergantung
varietas).
Sinar matahari 75%, dengan membuat tanaman naungan yang
lebih tinggi.
Suhu yang optimal antara suhu 26º-32º C.
Kelembaban udara yang ideal di atas 80%.
Curah hujan ideal 1500-2500 mm/tahun, bila kurang dari 1500
mm/thn, maka untuk menghidari evapotranspirasi berlebihan diberikan tambahan
pengairan agar tetap optimal dan bila lebih dari 3000 mm/tahun maka tanaman
Kakao akan mudah terserang HPT.
pH optimal 6-7, bila di atas 8 maka tanaman akan kekurangn
unsur Fe, Mn, Zn dan Cu berciri-ciri klorosis dan bila pH di bawah 4 maka
tanaman akan keracunan unsur tersebut di atas.
PERSIAPAN BENIH & BIBIT
Memperbanyak tanaman Kakao dapat dengan cara generative dan
vegetative.
GENERATIVE
Pembuatan benih berkualitas, benih siap semai atau dikemas
Seleksi buah yang berwarna kuning dan benar-benar masak
fisiologis.
Berat buah minimum 350 gr, volume buah minimum 400 ml.
Rendam biji ke dalam larutan air kapur (Java Higros Calcium
2 gr/ltr) selama 30 detik dan cuci bersih.
Cuci dengan fungisida (Zhepyr 4 gr/ltr) 5-10 menit.
Kering anginkan atau dijemur sinar matahari 1 jam agar kadar
air turun 40-50%.
Perkecambahan benih
Perkecambahan dengan meja bedengan.
Buat meja bak semai kayu atau bambu bedengan tinggi 1.5 m,
lebar 1 m x panjang sesuai kebutuhan x tinggi bibir samping 20 cm.
Buat atap dari alang-alang atau bahan yang tidak menimbulkan
panas, agar terhindar dari paparan sinar matahari langsung dan air hujan.
Alasi meja bedengan dengan karung dan isi dengan pasir
setebal 15 cm.
Pendam benih biji dengan ujung besar atau titik tumbuh akar
atau radikula di bagian bawah.
Buat jarak 3 cm antar baris dan 1 cm dalam baris.
Siram larutan (Radix 3 ml/ltr air).
Tutup bedengan dengan daun yang sudah dispray fungisida
(Zhepyr 4 gr/ltr).
Siram larutan (Radix 3 ml/ltr air) 2x sehari (pagi atau
sore).
Benih akan berkecambah 4-5 hari dan 12 hari semuanya rata
berkecambah, bila keping biji telah mulai terlihat, bibit sudah siap dipindah
ke polybag media pembibitan.
Perkecambahan dengan karung goni
Buat lantai semai dari bata lepas atau kayu yang disusun dan
bebas gulma.
Buat atap dengan bahan yang tidak menimbulkan panas agar
media pembibitan terhindar dari paparan sinar matahari langsung dan air hujan.
Hamparkan karung goni di atas lantai semai.
Siram karung dengan larutan (Radix 3 ml/ltr air) sampai
jenuh.
Buat jarak benih 3 cm x 2 cm.
Setelah selesai tutup karung goni yang telah disterilkan
dengan fungisida (Zhepyr 4 gr/ltr).
Setelah 4 hari setelah keluar kecambah siap dipindahkan ke
polybag media semai.
MEDIA SEMAI & PINDAH TANAM BENIH
Siapkan lahan dengan atap naungan berbahan yang tidak
menimbulkan panas agar terhindar dari paparan sinar matahari langsung dan air
hujan.
Masukkan tanah subur (Guano Soil): Pupuk kandang fermentasi
(Super Kompos "ZOOMASS"): pasir, dengan perbandingan 2:1:1 ke dalam
polybag 20x30 cm sampai 1-2 cm dari tepi atas polybag.
Pindahkan bibit siap tanam ke polybag dan siram larutan
pupuk (NPK Folium 0.25 gr/ltr + Radix 1 ml/ltr).
Setelah bibit berumur 1 bulan setelah pindah tanam, spray larutan
pupuk (NPK Folium 0.5 gr/ltr + Radix 1 ml/ltr) setiap 2 minggu sekali selama 4
bulan.
VEGETATIVE
Memperbanyak tanaman Kakao dengan cara vegetative seperti
Sambung Pucuk (Grafting), Okulasi (Budding),
Stek (Cutting), Cangkokan (Air Layering), Kultur Jaringan
(Somatic Embryogenesis).
Metode Okulasi banyak dilakukan dan hemat karena hanya
menggunakan 1 mata entres saja, dan kelemahannya tunas hasil Okulasi memakan
waktu 9 bulan karena mata entres mengalami masa dormanisasi.
Metode Sambung Pucuk menjadi alternative karena penggunaan
lebih sederhana dan tidak memakan waktu lebih lama.
Metode Setek kurang berkembang karena teknologinya lebih
rumit dan mahal karena menggunakan ZPT untuk memacu pertumbuhan akar dan
biasanya hanya dipakai sulaman tanaman dewasa.
Metode Kultur Jaringan (Somatic Embryogenesis/ES) menjadi
pilihan yang tepat karena dapat menyediakan bibit dalam jumlah yang banyak
dalam waktu singkat dengan menggunakan tenaga yang sedikit.
Pemindahan bibit
Bibit yang siap dipindah tanam di lahan adalah bibit dengan
spesifikasi;
Berumur 4-5 bulan setelah semai unttk var. Lindak.
Berumur kurang dari 6 bulan untuk var. Mulia.
Tinggi 50-60 cm.
Berdaun 20-45 cm.
Diameter batang 8 mm.
Sebelum dipindah ke lahan, bibit diaklimatisasi dengan
melakukan penjarangan atap secara bertahap dari yang tadinya teduh menjadi
terbuka penuh seperti kondisi lahan yang akan ditanam.
Untuk mendapatkan bibit yang seragam lakukan seleksi, bibit
harus normal, sehat dan pertumbuhannya seragam.
PERSIAPAN LAHAN
Persiapan budidaya Kakao harus melihat kesesuaian lahannya,
lahan produktif dibersihkan dari segala gulma dan pohon-pohon penaung yang
tidak sesuai agar tidak menggangu pertumbuhan pohon Kakao.
Persiapan pengaturan teknis irigasi dan drainase agar tanah
tidak menjadi tergenang bila hujan, sumber air bila dibutuhkan, cahaya harus
diperhitungkan dengan pemangkasan pohon yang tidak sesuai, dan kontur lahan
yang ditata agar tidak terjadi erosi.
NAUNGAN
Tanaman Kakao mutlak membutuhkan naungan dari 1-3 tahun,
setelah umur tersebut kebutuhan naungan mulai menurun tapi tidak sampai nol.
Umur 12-18 bulan membutuhkan naungan agar intesitas cahaya
30%-60% dan hal itu juga dipengaruhi oleh kesuburan tanah, elevasi, kondisi atmosfir serta letak
geografisnya.
Pohon naungan yang ideal adalah pohon yang tidak mempunyai
akar dalam dan melebar dan sementara ini yang ideal adalah klon dari Leucaena
spp (lamtoro), jenis tanaman lain mudah ditanam sebagai tanaman penaung adalah
Gliricidia Sepium (Gamal), Albizzia Falcata (Sengon Laut) dan Aassia
Spectabilis (Akasia).
Jarak tanam pohon naungan sementara:
Jarak ± 100 cm dari tanaman.
Arahnya Utara-Selatan.
Jarak tanam pohon naungan tetap.
Jumlah populasi 1:1.
Arahnya diagonal atau bisa persegi empat.
Yang terpenting adalah jumlah cahaya yang diteruskan 60-75%
dan sinar matahari penuh antara jam 11.00-13.00.
LUBANG TANAM
Membuat lubang tanam sebaiknya 6-3 bulan sebelum tanam
dengan membiarkan tanah galiannya di sekitar lubang, hal ini dimaksudkan untuk
mengubah reductive tanah menjadi oksidative agar unsur yang sifatnya beracun
menjadi tidak beracun (non toxic), dan paling lambat 1 bulan sebelum tanam
tanah diurukkan kembali pada lubang tanam agar kondisi tanah berada dalam
kondisi keseimbangan dengan lingkungan sekitarnya.
Ukuran lubang tanam:
Untuk jenis tanah yang gembur atau subur 60x60 cm dengan
kedalaman 60 cm.
Untuk jenis tanah yang liat atau berat 100x100 cm dengan
kedalaman 100 cm.
Dengan menambahkan pupuk kandang 20% dan pasir halus 10%
dari lubang tanam dan diaduk rata dengan tanah asal.
Jarak tanam yang ideal adalah 4x2 m dengan populasi ± 1250
dikombinasi pohon penaung sementara dan pohon penaung tetap (lihat gambar).
Buatlah rorak di luar sekitar perakaran untuk drainase agar
lubang tanam tidak jenuh air.
Pembuatan Larutan Kocoran (Cem-ceman)
Air bersih 200
ltr
Pupuk kandang fermentasi (Super Kompos "ZOOMASS") 30 kg
BIO FOSFAT+++ 10
kg
Dicampur dan diinapkan minimal 24 jam agar terfermentasi,
waktu lebih lama akan lebih baik hasilnya sampai maksimal 30 hari.
0 Hst Penanam
Siapkan bibit yang sudah diseleksi.
Buat lubang seukuran polybag.
Pemupukan.
BIO FOSFAT+++ 300 gr/pohon di dasar lubang tanam (mampu
menghidari serangan HPT).
Java Zet-K 4 gr/pohon, diaduk rata dengan tanah di lubang
tanam.
Java Green 4 gr/pohon, diaduk rata dengan tanah di lubang
tanam.
NPK Folium 5 gr/pohon, diaduk rata dengan tanah di lubang
tanam.
Bila musim kering siram dengan air atau dengan larutan
kocoran atau cem-ceman, bila musim hujan tidak perlu disiram lagi.
1 Bulan setelah tanam
Pemeliharaan Pertumbuhan
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
NPK Folium 1
gr/ltr
Radix 2 ml/ltr
X-ZO 1 ml/ltr
Pengendalian HPT
Zephyr 1 gr/ltr
Insektisida mengikuti
dosis
Plasto+ (perekat) 0.25
ml/ltr
4 bulan setelah tanam
Pemeliharaan Pertumbuhan
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
NPK Folium 2
gr/ltr
Radix 2 ml/ltr
X-ZO 1 ml/ltr
Pengendalian HPT
Zephyr 1 gr/ltr
Insektisida mengikuti
dosis
Plasto+ (perekat) 0.25
ml/ltr
7 bulan setelah tanam
Pemeliharaan & Pemangkasan
Pemangkasan untuk membuat table production atau cabang
produktif agar memperoleh
produktivitas yang tinggi pada pohon Kakao.
Hilangkan cabang-cabang primer yang sudah tidak layak lagi
(lemah), sisakan 3 cabang yang memiliki kondisi sehat dengan arah penyebaran
merata 360° ke segala arah (seperti symbol merchy).
Buang cabang-cabang sekunder yang terlalu dekat dengan
jorket atau jorquette (± 30-60 cm dari jorket).
Atur agar cabang-cabang sekunder jaraknya tidak terlalu
dekat satu dengan yang lainnya, usahakan agar arah sebaran cabang-cabang
sekunder tersebut berbentuk zig-zag.
Pangkas cabang-cabang yang menggantung atau arahnya ke
bawah.
Pertahankan agar tinggi pohon Kakao maksimal 3-4 m.
Cabang sekunder (plagiotrop) memiliki habitus pendek dan
berbuah lebih cepat dan tetap harus dipangkas, agar arahnya tetap tegak ke atas
agar tetap memperoleh iklim mikro yang optimal.
Kemudian lanjutkan pemeliharaan dengan spray pestisida dan
nutrisi
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
NPK Folium 2
gr/ltr
X-ZO 1 ml/ltr
Pengendalian HPT
Zephyr 1 gr/ltr
Insektisida mengikuti
dosis
Plasto+ (perekat) 0.25
ml/ltr
12 bulan setelah tanam
Pemeliharaan
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
NPK Folium 2
gr/ltr
X-ZO 1 ml/ltr
Pengendalian HPT
Zephyr 1 gr/ltr
Insektisida mengikuti
dosis
Plasto+ (perekat) 0.25
ml/ltr
18 bulan setelah tanam ~ periodik setiap 6 bulan
Pemeliharaan & Produktivitas
Pemangkasan berkala untuk mempertahankan table production
atau cabang produktif.
Hindari kerusakan batang karena banyak terdapat bantalan
bunga yang menjadi tempat tumbuh bunga dan buah.
Pelihara cabang sekunder plagiotrop se-optimal mungkin.
Pertahankan agar tinggi pohon Kakao maksimal 3-4 m.
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
NPK Folium 3
gr/ltr
Radix 2 ml/ltr
X-ZO 1 ml/ltr
Big Phospor 2
ml/ltr
Pengendalian HPT
Zephyr 1 gr/ltr
Insektisida mengikuti
dosis
Plasto+ (perekat) 0.25
ml/ltr
TIPS & TRICK:
Jangan memangkas cabang yang ber-diameter lebih dari 2.5 cm
karena beresiko kematian cabang, karena batang yang terbuka bisa terkena
serangan jamur dan bakteri yang merambat ke pangkal batang yang akan
menimbulkan kematian pohon, bila terpaksa bekas potongan olesi fungi &
bakterisida.
Jangan biarkan cabang dan tajuk terlalu terbuka, karena
dapat menimbulkan keretakan pada kulit batang dan bantalan bunga akan mengering
sehingga tidak keluar bunga atau buah.
Jangan melakukan pemangkasan pada saat pohon sedang berbunga
banyak atau sebagian besar buah masih berukuran kecil.
Bunga Kakao bersifat Kauliflori, yaitu bunga tumbuh dan
berkembang dari bekas ketiak daun.
Tempat tumbuhnya bunga lama-lama membesar dan menebal dan
membentuk menjadi bantalan bunga, sebab itu bantalan jangan sampai rusak,
karena kerusakan permanen akan menjadikan bantalan bunga tidak akan
mengeluarkan bunga atau buah selamanya.
Umur panen buah Kakao dipengaruhi oleh ketinggian di mana
lokasi dibudidayakan:
5-300 m dpl buah masak pada umur 135 hari setelah pembuahan
(polenasi).
300-500 m dpl buah masak pada umur 150 hari setelah
pembuahan (polenasi).
Lebih dari 500 m dpl buah masak pada umur 180 hari setelah
pembuahan (polenasi).
Untuk memicu pembungaan serentak tanaman atau pohon Kakao
usia produktif, dengan memberi pemicunya berupa nutrisi ionik yang bisa
terserap atau penetrasi pada jaringan epidermis bantalan bunga yang dispraykan
keseluruh batang productive dengan ukuran diameter batang di atas 1 cm.
Big Phospor 3 ml/ltr.
Radix 2 ml/ltr.
Untuk membesarkan dan membobotkan bernas biji di dalam buah;
Pada umur 60 hari setelah pembuahan (polenasi) spray pada
buahnya.
Big Phospor 3 ml/ltr.
Java Higros Calsium 2 gr/ltr.
Java Green 2 gr/ltr.
Pada umur 100 hari setelah pembuahan (polenasi) spray pada
buahnya.
Big Phospor 3 ml/ltr.
Java Higros Calsium 2 gr/ltr.
Java Green 2 gr/ltr.
Untuk menumbuhkan cabang ke samping atau Plagiotrop yang
mengeluarkan bunga atau buah pada tanaman di atas 2 tahun spray dengan nutrisi
ionik;
NPK Folium 3 gr/ltr.
Radix 3 ml/ltr.
Untuk menghidari pentil layu (matinya buah muda) <40 hari
setelah pembuahan (polenasi)
Big Phospor 3 ml/ltr.
Java Higros Calsium 2 gr/ltr.
Zhepyr (bakteri atau fungisida) 3 gr/ltr.
0 komentar: