Ibadah haji ini penuh dengan pesan-pesan moral
yang seringkali dilupakan oleh orang-orang yang melakukan ibadah haji seperti :
- Berbaju
Ikhrom yang berwarna putih tidak boleh berjahit sebagai simbol dan pesan
moral, orang yang ibadah haji itu harus bersih secara individu secara dan
sosial juga bersih secara jasmani dan rohani seperti sirik, khasud,
dengki, iri hati yang bisa menjadikan rohani abu-abu.
- Balang
jamarot sebagai simbol dan pesan moral
bahwa orang yang sedang haji itu harus membuang sikap ananiah,
egoistik, merasa dirinya paling super sendiri.
- towaf
mengelilingi kaqbah tujuh kali sebagai simbol dan pesan moral bahwa hidup
itu berangkat dari titik nol dan kembali ke titik nol kembali. Manusia
lahir tidak berbaju dan sehelai pakaian pun kemudian dia berbaju, punya
kekayaan, punya jabatan, punya posisi sosial, kemudian dia mati tidak
membawa apa-apa dan tidak punya apa-apa kecuali sehelai kain yang berwarna
putih.
- Sa’i
lari-lari kecil dari bukit sofa dan marwa pesan moral bahwa hidup itu
untuk mencapai sesuatu butuh kerja keras, butuh perjuangan. Oleh karena
itu lalu kerja keras itu merupakan ibadah yang tidak kalah pentingnya
dengan ritual-ritual lain sehingga rasullullah memberikan dorongan kuat
pada orang yang bekerja keras. Sebagaimana sabdanya : yang artinya :
barang siapa yang keluar rumah untuk bekeja mencari rizki Allah kemudian
dia mati ditengah jalan, maka dia adalah jihad fisabillillah ( HR Abu
Dawud dari Abu Ghuroirah ). Sekali lagi ini menguatkan tesis bahwa jihad
fisabillillah tidak identik dengan perang dan kekerasan.
- Wukuf
dipadang Arofah yang berpakaian Ikram berwarna putih dan tidak boleh
berjahit memberikan pesan moral bahwa orang yang haji itu diingatkan oleh
Allah agar orang itu tahu akan dirinya didunia ini, tahu darimana dia
berasal, untuk apa dia didunia, dan akan kemana sesudah dia meninggalkan
dunia ini. Itulah kamudian disebiut dengan Arif diambil dari kata
Arafah-ya’rifu-arofah yang berarti tahu dan mengerti. Ada ungkapan seorang
sufi yang terkenal barang siapa yang tahu akan dirinya maka dia akan tahu
Tuhannya.
- Dam bagi
orang yang haji tamatuk dan bagi yang langgar syarat atau rukun dalam haji
berupa memutong binatang atau menyantuni fakir miskin sebagai simbolisasi
atau pesan moral bahwa orang yang haji itu harus mampu mewujudkan dua
kesolehan yakni soleh individu dan soleh sosial, keimannya benar tidak
tercampuri oleh sirik, tahyul, kulufat, dan bid’ah juga punya keperdulian
sosial yang tinggi.
- Tahalul
dengan memotong atau menyukur rambut sebagai simbolisasi atau pesan moral
bagi orang yang melakukan haji harus mampu meletakkan dan menanggal
simbol-simbol yang bersifat duniawi seperti jabatan, kecantikan, mahkota
rambut, kekayaan, DLL.
0 komentar: