I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Tanaman salak merupakan
salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk
diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia
dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca edulis)
berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak dibawa oleh para
saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Filipina,
Malaysia, Brunei dan Muangthai.
1.2. Sentra Penanaman
Tanaman salak banyak
terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur,
Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB dan
Kalimantan Barat.
1.3. Jenis Tanaman
Di dunia ini dikenal
salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S.
minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal
salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yang juga disebut
S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum/kumbar (populer di Thailand)
sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya
berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman),
monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang
disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek,
lama-kelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu
membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya yang
kecil).
Banyak varietas salak
yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas
unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak
pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya
jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak
Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca
amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan
Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai
komersial yang tinggi.
1.4. Manfaat Tanaman
Buah salak hanya
dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak
dibuat beserta kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk
bahan bangunan atau kayu bakar. Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah
segar yang diperdagangkan biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas
(petilan). Buah salak yang dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk
dibuat manisan.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Tanaman ssalak
sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti
jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun dan C : 5-7
bulan/tahun.
b. Salak akan tumbuh
dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan.
Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan
basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi.
c. Tanaman salak tidak
tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu
diperlukan adanya tanaman peneduh.
d. Suhu yang paling
baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan
genangan air.
2.2. Tanah
a. Tanaman salak
menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.
b. Derajat keasaman
tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5. Kebun salak tidak
tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.
2.3. Ketinggian Tempat
Tanaman salak tumbuh
pada ketinggian tempat 100-500 m dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS
BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
Salah satu faktor yang
perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit
unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu
kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun
diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang
diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya
kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan
cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji
(generatif) atau dari anakan (vegetatif).
Pembibitan secara
generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh dari
pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah
sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan
terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang
menguntungkan.
Keuntungan perbanyakan
bibit secara generatif:
a) dapat dikerjakan
dengan mudah dan murah
b) diperoleh bibit yang
banyak
c) tanaman yang
dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama
d) untuk transportasi
biji dan penyimpanan benih lebih mudah
e) tanaman yang
dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan kekeringan
f) memungkinkan
diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.
Kekurangan perbanyakan
secara generatif:
a) kualitas buah yang
dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena mungkin terjadi
penyerbukan silang
b) agak sulit diketahui
apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.
3.1.1. Persyaratan
Bibit
Untuk mendapatkan bibit
yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yang akan dijadikan benih.
Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :
a) Biji berasal dari
pohon induk yang memenuhi syarat.
b) Buah yang akan
diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.
c) Mempunyai daya
tumbuh minimal 85 %.
d) Besar ukuran biji
seragam dan tidak cacat.
e) Biji sehat tidak
terserang hama dan penyakit.
f) Benih murni dan
tidak tercampur dengan kotoran lain.
3.1.2. Penyiapan Bibit
a. Bibit dari Biji:
1. Biji salak
dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.
2. Rendam dalam air
bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.
b. Bibit dari Anakan:
1. Pilih anakan yang
baik dan berasal dari induk yang baik
2. Siapkan potongan
bambu, kemudian diisi dengan media tanah
3.1.3. Teknik
Penyemaian Bibit
a. Bibit dari Biji:
1. Biji salak yang
telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastik yang sudah
dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh dan lembab
sampai kecambah berumur 20-30 hari
2. Satu bulan kemudian
diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali
3. Agar kelembabannya
terjaga, lakukan penyiraman setiap hari
b. Bibit dari Anakan
dengan pesemaian bak kayu:
1. Buat bak kayu dengan
ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan
2. Diisi dengan tanah
subur dan gembur setebal 15-20 cm
3. Diatas tanah diiisi
pasir setebal 5-10 cm
4. Arah pesemaian Utara
Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur
5. Benih direndam dalam
larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02
cc/liter air
6. Tanam biji pada bak
pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm
7. Arah biji dibenamkan
dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah.
3.1.4. Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Untuk pembibitan dari
biji, media pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x 25 cm yang diisi
dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah bibit atau
kecambah berumur 20-30 hari baru bibit dipindahkan ke polibag.
Pembibitan dengan
sistem anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram
setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari
induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1
bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.
3.1.5. Pemindahan Bibit
Untuk bibit dari biji,
setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk
persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke
lapangan.
3.2. Pengolahan Lahan
3.2.1. Persiapan
Penetapan areal untuk
perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber
air.
3.2.2. Pembukaan Lahan
a) Membongkar tanaman
yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan
rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
b) Membajak tanah untuk
menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang
Tanam
Lubang tanam dibuat
dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x
2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x
4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak
10 kg.
3.3.2. Cara Penanaman
Biji ditanam langsung
dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh
3.3.4. Lain-lain
Untuk menghindari sinar
matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman
kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman
peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak
tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa
ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.
3.4. Pemeliharaan
Tanaman
Setelah selesai
ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur sehingga
diperoleh produksi kebin yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini dilakukan
sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak.
3.4.1. Penjarangan dan
Penyulaman
Untuk memperoleh buah
yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan
penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5.
Penyulaman dilakukan
pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya
kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk
keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan
10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim
hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan
dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah
perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita
bungkus dengan plastik agar akar-akar di bagian dalam terlindung dari
kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan adalah
membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang
tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila
tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan
unsur hara dan air.
Penyiangan pertama
dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan
berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun.
Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam
satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.
3.4.3. Pembubunan
Sambil melakukan
penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman
salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi
perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan
yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya.
Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.
3.4.4. Perempalan dan
Pemangkasan
Daun-daun yang sudah
tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau
rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan,
terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan,
rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta
pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga
membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif
saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang.
Pemangkasan dilakukan
setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah
pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.
Apabila dalam rumpun
salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman
berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan
maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu
produktivitas tanaman.
Pemangkasan daun salak
sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau
sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya
bagi tanaman.
Pemangkasan pada saat
lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok
atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang
tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.
3.4.5. Pemupukan
Semua bahan yang
diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk
memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang
diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan
dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2
macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk
hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik
adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan,
Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak
adalah pupuk kandang.
Umur tanaman :
a) 0-12 bulan (1 x
sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.
b) 12-24 bulan (1 x 2
bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.
c) 24-36 bulan (1 x 3
bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.
d) 36-dst (1 x 6
bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.
3.4.6. Pengairan dan
Penyiraman
Air hujan adalah
siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai
dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat
penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di
daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman.
Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi,
untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.
3.4.7. Pemeliharaan
Lain
Setelah ditanam di
kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman
tidak roboh.
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Kutu wol /putih
(Cerataphis sp.)
Hama ini bersembunyi di
sela-sela buah.
b. Kumbang penggerek
tunas (Omotemnus sp..)
c. Kumbang penggerek
batang
Menyerang ujung daun
yang masih muda (paling muda), kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini
tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak di
dalam batang tersebut. Pengendalian: dimatikan atau dengan cara meneteskan
larutan insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yang
terserang atau dengan cara menyemprot. Dalam hal ini diusahakan insektisida
dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek. Memasukkan kawat yang ujungnya
lancip ke dalam lubang yang dibuat kumbang hingga mengenai hama.
d. Babi hutan, tupai,
tikus dan luwak
Pengendalian: (1) untuk
memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau memagari
kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan lebih baik lagi kalau
memagari kebun salak dengan kawat berduri; (2) untuk memberantas Tikus,
digunakan Zink phosphit, klerat dan lain-lain; (3) untuk memberantas Luwak dan
Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yang dimasuki Furadan 3 G. Caranya:
buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram Furadan dimasukkan ke dalamnya,
kemudian buah pisang tersebut dijahit dan dijadikan umpan.
3.5.2. Penyakit
a. Penyakit yang sering
menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih,
Gejala: busuknya buah.
Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit
salak jadi tidak menarik. Pengendalian: mengurangi kelembaban tanah, yaitu
mengurangi pohon-pohon pelindung.
b. Noda hitam
Penyebab: cendawan
Pestalotia sp. Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada daun salak.
c. Busuk merah (pink)
Penyebab: cendawan
Corticium salmonicolor. Gejala: adanya pembusukan pada buah dan batang.
Pengendalian: tanaman yang sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan
dibakar di tempat tertentu.
3.5.3. Gulma
Di beberapa tempat di
Pulau Jawa, lahan salak dibangun di bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma
yang merajai kebun adalah gulma-gulma yang biasa terdapat di sawah. Karena
lahan sawah yang biasa tergenang air dikeringkan dan dibumbun tanahnya maka
gulma yang mampu bertahan adalah gulma berdaun sempit dan tumbuh menjalar yang
sedikit sekali terdapat di sawah. Gulma yang berbatang kurus tegak, berdaun
panjang yang umumnya di persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya
mengapa gulma di lahan bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian
secara manual dengan dikored atau dicangkul pun sudah memadai.
Pemberantasan gulma
secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang
tidak seberapa luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti
rumput-rumputan dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup
luas, serta baru dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit
diberantas hanya dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu
menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya
lebih cepat. Reaksi bahan kimia dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat.
Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat
membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak dan manusia. Herbisida yang akan
digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas. Pilihan yang
kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat
dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan
teki-tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan
Round-up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi dengan
Fernimine. Ada juga herbisida yang dapat memberantas beberapa jenis gulma.
3.6. Panen
Mutu buah salak yang
baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yang baik. Buah
salak yang belum masak, bila dipungut akan terasa sepet dan tidak manis. Maka
pemanenan dilakukan dengancara petik pilih, disinilah letak kesukarannya. Jadi
kita harus benar-benar tahu buah salak yang sudah tua tetapi belum masak.
3.6.1. Ciri dan Umur
Panen
Buah salak dapat
dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga
mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah
merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit
buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang
sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila
dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan beraroma salak.
3.6.2. Cara Panen
Cara memanen: karena
buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih. Yang perlu
diperhatikan dalam pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau
segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah
salak tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir
tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong
tangkai tandannya.
3.6.3. Periode Panen
Tanaman salak dalam
masa panennya terdapat 4 musim:
a. Panen raya pada
bulan Nopember, Desember dan Januari
b. Panen sedang pada
bulan Mei, Juni dan Juli
c. Panen kecil pada
bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.
d. Masa
kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober. Bila pada
bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut sumber
lain panen besar buah salak adalah antara bulan Oktober - Januari.
3.6.4. Prakiraan
Produksi
Dalam budidaya tanaman
salak, hasil yang dapat dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per
hektar.
3.7. Pascapanen
Seperti buah-buahan
lainnya, buah salak mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan
bau busuk dan daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan.
Setelah dipetik buah salak masih meneruskan proses hidupnya berupa proses
fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan
fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga buah salak
tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan
pascapanen.
3.7.1. Pengumpulan
Gudang pengumpulan
berfungsi sebagai tempat penerima buah salak yang berasal dari petani atau
kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan: sortasi, grading dan pengemasan.
3.7.2. Penyortiran dan
Penggolongan
Sortasi/pemilihan
bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan layak ekspor. uga
bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang tidak berguna
seperti tangkai, ranting dan kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan
pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan
kerusakan pada buah.
Grading/penggolongan
bertujuan untuk:
a). mendapat hasil buah
yang seragam (ukuran dan kualitas)
b). mempermudah
penyusunan dalam wadah/peti/alat kemas
c). mendapatkan harga
yang lebih tinggi
d). merangsang minat
untuk membeli
e). agar perhitungannya
lebih mudah
f). untuk menaksir pendapatan
sementara.
Penggolongan ini dapat
berdasarkan pada : berat, besar, bentuk, rupa, warna, corak, bebas dari
penyakit dan ada tidaknya cacat/luka. Semua itu dimasukkan kedalam kelas dan
golongan sendiri-sendiri.
a. Salak mutu AA
(betul-betul super, kekuningan, 1kg= 12 buah)
b. Salak mutu AB (tidak
terlalu besar, tidak terlalu kecil, dan sehat)
c. Salak mutu C (untuk
manisan, 1kg = 25 - 30 buah)
d. Salak mutu BS (busuk
atau 1/2 pecah), tidak dijual.
3.7.3. Pengemasan dan
Pengangkutan
Tujuan pengemasan
adalah untuk melindungi buah salak dari kerusakan, mempermudah dalam
penyusunan, baik dalam pengangkutan maupun dalam gudang penyimpanan dan untuk
mempermudah perhitungan. Ada pengemasan untuk buah segar dan untuk manisan
salak.
Pengemasan untuk buah segar:
a). alat pengemas harus
berlubang
b). harus kuat, agar
buah salak terlindung tekanan dari luar
c). dapat diangkut
dengan mudah
d). ukuran pengemas
harus disesuaikan dengan jumlah buah.
Pengemasan untuk
manisan salak: dikemas dalam kaleng yang ditutup rapat yang telah dipastursasi
sehingga semua mikroba seperti jamur, ragi, bakteri dan enzim dapat mati dan
tidak akan menimbulkan proses pembusukan. Untuk manisan yang dikeringkan,
umumnya dikemas dalam plastik.
Pengangkutan merupakan
mata rantai penting dalam penanganan, penyimpanan dan distribusi buah-buahan.
Syarat-syarat pengangkutan untuk buah-buahan:
a) Pengangkutan harus
dilakukan dengan cepat dan tepat.
b) Pengemasan dan
kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi.
d) Harapan adanya
keuntungan yang cukup dengan menggunakan fasilitas pengangkutan yang memadai.